Mengenal Ronny Lukito, Lulusan STM di Balik Suksesnya Tas Eiger
16 Maret 2020 14:51
Siapa yang tidak mengenal tas Eiger, Exsport, Neosack hingga Nordwand?
Merek tas lokal ini namanya sudah tidak diragukan lagi. Biasanya banyak yang memakai brand tersebut untuk pendakian, sekolah bahkan ke kantor sekali pun.
Di balik nama besar brand tersebut, ada sosok profil orang sukses Ronny Lukito yang tidak sempat mengenyam bangku perkuliahan. Dia sendiri lahir bukan dari orang tua yang kaya raya, masa kecilnya pun sudah digunakan untuk membantu perekonomian keluarga.
EIGER didirikan oleh Ronny Lukito seorang pengusaha tas yang lahir pada tanggal 15 Januari 1962 di Bandung, Ronny Lukito adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ia satu-satunya anak laki-laki yang lainnya adalah perempuan dalam keluarga pasangan Lukman Lukito – Kumiasih. Ronny berdarah campuran Buton, Sumatera dan Jakarta itu mempunyai orang tua yang menyambung hidup dengan cara berjualan tas.
Sebenarnya Ronny Lukito ingin sekali melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan karena terbentur masalah keuangan. Menurutnya dahulu sulit untuk mendapatkan beasiswa dibandingkan zaman sekarang yang diberi fasilitas baik oleh pemerintah.
Untuk memenuhi kebutuhan saat itu, Ronny sempat menjadi penjual susu keliling berbekal sepeda motor miliknya, saat itu susu yang dijual hanya dibungkus dengan plastik dan diikat dengan karet, karena rasanya yang lezat jualannya pun sukses di pasaran.
Masa remaja Ronny di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan dan kerja keras yang jauh dari kehidupan serba ada. Hidup ditengah keluarga yang pas-pasan, tidak membuat Ronny menyerah pada keadaan. Orang tuanya saat itu memiliki toko kecil khusus menjual tas, dari sanalah ia belajar proses produksi sebuah tas. Bahkan ia bersama saudaranya sering terjun langsung membantu penjualan.
Sejak tahun 1976, ketika Ronny duduk di bangku STM, toko ayahnya tersebut mulai menjual tas hasil karya sendiri. Saat itu merek tas produknya bernama Butterfly. Nama ini diambil dari merek mesin jahit buatan China yang mereka pakai. Ronny sendiri membantu membeli bahan ke toko tertentu atau mengantarkan barang dagangan ke pelanggan mereka.
Ia belajar dari mulai proses packing tas, merapikan tas-tas display, serta menjadi kasir ketika ada pembeli yang membayar. Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal Ronny untuk membuka Peluang bisnis tas, mengikuti jejak kedua orang tuanya. Saat itu Ronny tidak pernah terpikir untuk menjadi pengusaha bahkan sang ayah tidak pernah menyarankan anaknya untuk mengikuti jejak yang sama. Namun, setelah tamat STM Ronny berpikir realistis dalam melihat perekonomian keluarga.
Dibantu dengan satu orang pegawai bernama Mang Uwon, Ronny memproduksi tas. Awal pembuatan tasnya, Ronny memiliki keinginan untuk memasukkan produknya ke Matahari. Keinginan Ronny tak berjalan mulus. Bukan hanya satu dua tiga kali dia ditolak. Barulah pada pengajuan permohonan pemasukan produk yang ke-tigabelas akhirnya tas Ronny bisa diterima.
Saat itu tas pertama buatan Ronny Lukito diberi nama Exxon.
Meski sudah memperoleh hasil positif, Ronny tak lantas berhenti sampai di situ saja. Dia bahkan terjun langsung ke daerah-daerah untuk mencari partner bisnis yang bersedia menjadi pengecer tas produksinya. Dia berkeliling dari daerah ke kota kemudian kembali ke daerah lainnya untuk mempromosikan produk sekaligus membangun jaringan pemasaran.
Usaha keras Ronny Lukito mulai menunjukkan hasil yang positif pada 1984, akhirnya Ronny membeli rumah tambahan seluas 600m2 yang digunakan sebagai ruang produksi. Setelah menikah tahun 1986, dia merekrut marketing professional. Perlahan tapi pasti akhirnya ia dikenal sebagai pemain terbesar di bisnis tas tanah air.
Tas-tas hasil produksinya mulai diterima di pasaran luas. Toko-toko retail seperti Matahari, Ramayana, Gramedia, Gunung Agung, dan department store lain ikut menjualkan produknya.
Saat itu produk andalan Ronny Lukito adalah tas merk Export.
Barulah pada tahun 1993, Ronny Lukito pertama kali memproduksi tas bermerk Eiger.
Nama Eiger diambil dari nama salah satu gunung di Swiss, Gunung Eiger. Sesuai namanya, produk Eiger ini memang diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar kegiatan outdoor seperti pendakian, panjat tebing, higga camping.
Ketekunan dan kerja kerasnya dalam menjalankan usaha, mengantarkan lelaki lulusan STM ini menjadi pengusaha sukses. Terbukti bukan hanya berhasil membawa tas merek Exsport hingga mancanegara, namun kini dibawah naungan B&B Inc.
Ronny berhasil membawahi empat anak perusahaan besar antara lain PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI), PT. Eigerindo MPI, PT. EMPI Senajaya dan CV Persada Abadi.
Sederet merek tas ternekal pun, menjadi bukti nyata keberhasilan Ronny Lukito dalam menguasai pasar tas baik lokal maupun internasional. Membidik berbagai segmen pasar, Ronny pun mengembangkan sayapnya dengan memasarkan merek Eiger, Exsport, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica serta Broklyn.
PT. Eksonindo Multi Product Industry milik Ronny Lukito telah berhasil membuat beberapa merk yang menguasai pasaran Indonesia dan luar negeri, seperti Libanon, Singapura, Filipina, dan Jepang. Masing-masing merk punya ciri khas dan target pasar yang berbeda. Merk tersebut diantaranya adalah: Setiap tahun, perusahaan ini memproduksi 2.500.000 tas dengan 8.000 desain yang berbeda, yang mereka harapkan akan merajai pasaran. Dengan dikeluarkannya bermacam-macam merk dengan fungsi dan nama yang lebih spesifik, diharapkan produk mereka tidak saling memakan dipasaran antara produk yang satu dengan yang lainnya. Maka tas yang dipakai untuk kegiatan naik gunung tentu akan berbeda pula. Model-model yang sedang tren di blantika mode internasional menjadi acuan perusahaan ini dalam mengeluarkan produk terbaru. Dengan dukungan para desainer jebolan dari berbagai macam universitas seperti diantaranya, ITB maupun Universitas Trisakti. Perusahaan ini setiap bulan setidaknya mampu mengeluarkan 40 model tas dan produk lainnya.
Peralatan outdoor merek Eiger masih yang paling banyak diburu sejak berdiri tahun 1990 silam. Apa rahasianya? Business Development Manager PT Eigerindo Multi Produk Industri (Eiger), Faiz Fashridjal, mengatakan, pertama perseroan memastikan merek, produk, dan distibusinya kuat.
Merek akan kuat bila dekat dengan konsumen. Dengan begitu, perusahaan tahu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan. Solusi inilah yang menjadi ladang bisnis. Eiger juga membina hubungan baik dengan komunitas untuk aktivitas outdoor, seperti Mapala, Wanadri, dan komunitas lainnya.
“Setiap tahun, kami membantu ratusan proposal dari para komunitas outdoor activity. Dukungan bisa lewat materi, produk, atau mengirimkan tim ahli yang ada di EAST (Eiger Adventure Services Team),” katanya.
Dengan demikian, brand Eiger akan hadir bersama kegiatan yang digalan komunitas pecinta outdoor activity. Dari sisi branding, dia yakin langkah ini akan tetap sasaran. Kedua, adalah perseroan juga memiliki model bisnis yang terukur (scaleable) di Indonesia.
Sejauh ini, sudah ada sekitar 800-an tawaran untuk semifranchise. Jika dulu, Eiger memiliki distribusi sendiri dan distributo, maka seiring tingkat penjualan yang meyakinkan, banyak distributor yang mengajukan tawaran memiliki Eigor Store sendiri.
Sumber :
https://kumparan.com/profil-orang-sukses/mengenal-ronny-lukito-lulusan-stm-di-balik-suksesnya-tas-eiger-1t2JOF24NM4/full
http://info-biografi.blogspot.com/2013/03/biografi-ronny-lukito-pembuat-merk-eiger.html
https://swa.co.id/swa/trends/marketing/ini-resep-eiger-kuasai-pasar
