Pages

Tuesday, December 10, 2019

10 CEO Terbaik di Dunia tahun 2019

10 CEO Terbaik di Dunia, Adakah Pimpinan Perusahaan Kamu?


Menjadi CEO suatu perusahaan pada dasarnya bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalankan. Bahkan mindset kebanyakan orang terhadap CEO cenderung mengarah kepada hal yang kurang menyenangkan. Misalnya CEO lekat dengan karatkter dingin, sombong, dan juga semena-mena.

Tetapi ternyata tidak semua CEO bersikap seperti itu, lho. Berdasarkan daftar 100 CEO terbaik pada tahun 2019 yang telah dirangkum oleh Harvard Business Review (HBR), berikut ini 10 CEO yang menempati posisi teratas dari daftar tersebut. Siapa saja mereka?

1. Jenseng Huang/Jen-Hsun Huang, CEO Nvidia

Pada deretan pertama CEO terbaik di dunia, ada nama Jenseng Huang/Jen-Hsun Huang yang merupakan pemimpin dari perusahaan teknologi informasi yaitu Nvidia. Jenseng Huang sendiri berhasil menggantikan posisi Pablo Isla selaku pemimpin dari Inditex sebagai CEO terbaik pada tahun 2018 lalu.

Sebenarnya bukan hal aneh lagi dengan posisi yang berhasil diraih Jenseng Huang. Pasalnya, pada tahun 2018 lalu CEO Nvidia itu memang berada pada urutan kedua dari CEO terbaik di dunia. Jenseng Huang juga telah dikenal menjabat sebagai CEO sejak Nvidia pertama kali terbentuk pada tahun 1993. Jadi sudah lama sekali, ya.

Nvidia sendiri merupakan suatu perusahaan teknologi yang terfokus pada kartu grafis PC. Penemuan tersebut sangatlah membantu pasar gim untuk maju dalam industri hiburan. Adapun penemuan paling mutahkhir dan menjadi prestasi terbesar Nvidia adalah Grafic Prosessor Unit (GPU).


2. Marc Benioff, CEO Salesforce

Urutan kedua diduduki oleh Marc Benioff selaku pemimpin dari Salesforce. Karir pria kelahiran 1964 ini sebagai CEO sudah dimulai pada tahun 2005. Sejak saat itu ia sudah beberapa kali memperoleh penghargaan terkair reputasinya sebagai seorang pemimpin.

Sebelumnya pria berkebangsaan Amerika Serikat ini pernah meraih penghargaan sebagai Inovasi The Economist dan menjadi satu dari sekian Pemimpin Global Muda di tahun 2009. Lalu pada tahun 2016, Benioff kembali memperoleh pernghargaan sebagai satu di antara 50 Pemimpin Terbesar Dunia Fortune.

Salesforce yang menjadi perusahaan Benioff merupakan bisnis yang bergerak di bidang teknologi informasi. Bahkan perusahaan ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari Perusahaan Paling Inovatif Dunia selama lima tahun berturut-turut. Dalam dunia indutri perangkat lunak, Salesforce menjadi yang paling dikagumi.


3. Francois – Henri Pinault, CEO Kering

Selanjutnya adalah Francois Henri Pinault yang berstatus sebagai bos dari perusahan Kering sejak tahun 2005. Perusahaan yang dipimpin oleh Pinault sendiri ini bergerak di bidang barang konsumer mewah.

Sebelumnya berubah menjadi Kering pada tahun 2013, perusahaan ini disebut sebagai PPR. Adapun poin utamanya adalah bergabung dengan brand terkenal seperti Girard-Perregaux, Brioni, Christopher, dan masih banyak lagi


4. Richard Templeton, CEO Texas Instruments

Richard Templeton menduduki peringkat keempat sebagai CEO terbaik dunia pada tahun 2019. Lulusan Union College ini mengawali karirnya dengan menjadi pemimpin dari proyek semikonduktor TI di tahun 1996.

Setelah itu ia sempat menjabat Chife Operating Officer selama empat tahun dari 2000-2004. Lalu masih pada tahun yang sama, Templeton kemudian dinobatkan sebagai CEO dari Texas Instruments.


5. Ignacio Galan, CEO Iberdrola

Pada posisi kelima ada nama Ignacio Galan yang merupakan pemimpin dari Iberdrola, suatu perusahaan utilitas di Spanyol. Sebenarnya nama Galan sudah beberapa kali masuk dalam daftar CEO terbaik dunia. Pada tahun 2003 hingga 2005, secara berturut-turut ia telah dinobatkan sebagai CEO terbaik dalam Hubungan dengan Investor.

Selain itu, pada tahun 2006 Galan juga memperoleh gelar CEO terbaik dari Platts Global Energy Awards. Dan masih ada beberapa penghargaan lagi diraih pria yang sudah menjabat CEO sejak tahun 2001 ini. Pada tahun 2016 lalu, Galan juga berhasil meraih penghargaan sebagai Kepala Eksekutif Terbaik ke Sepuluh.


6. Shantanu Narayen, CEO Adobe Systems

CEO terbaik di dunia selanjutnya diraih oleh pemimpin dari Adobe Systems, Shantanu Narayen. Mendengar namanya sudah jelas kalau ia memiliki darah India. Meski begitu sejak kecil ia sudah menetap di Amerika Serikat.

Pada mulanya, ia bekerja untuk Apple dengan posisi direktur, tetapi kemudian bergabung dengan Adobe di tahun 1998. Selanjutnya pada 2007, Narayen menggantikan posisi Bruce Chizen yang berhenti sebagai CEO Adobe Systems.


7. Ajay Banga, CEO Mastercard

Selanjutnya ada Ajay Banga yang dinobatkan sebagai CEO terbaik ketujuh dunia. Banga merupakan seorang keturunan India-Amerika yang kemudian terpilih sebagai CEO untuk perusahaan pembiayaan Mastercard pada tahun 2010.

Tetapi sebelum itu ia sudah banyak sekali makan garam di dunia bisnis. Awalnya ia bekerja untuk Nestle, kemudian beralih ke PepsiCo. Di samping itu ia juga berperan sebagai seorang pembicara dan memang sudah mempunyai ketertarikan dengan pembangunan sosial.


8. Johan Thijs, CEO KBC

Johan Thijs selaku pemimpin perusahaan KBC juga mengambil posisi sebagai CEO terbaik di dunia pada urutan ke delapan. Pria kelahiran Belgia ini mulai bekerja untuk KBC sejak tahun 1988 dan telah menduduki berbagai posisi selama beragbung dengan KBC. Lalu akhirnya ia dinobatkan sebagai CEO KBC pada tahun 2012 silam.


9. Staya Nadella, CEO Microsoft

Pada urutan kesembilan CEO terbaik di dunia ditempati oleh pria yang memulai karirnya sebagai CEO pada tahun 2014 ketika dipilih untuk menggantikan Steve Ballmer. Jadi karirnya sebagai pemimpin Microsoft belum terlalu lama. Baru mau memasuki enam tahun pada 2020 mendatang.

Meski begitu, Staya Nadella sudah memahami dengan baik berbagai aral melintang pada perusahaan teknologi informasi, Microsoft. Pasalnya ia bergabung pertama kali di Microsoft pada tahun 1992. Sejak saat itu ada banyak posisi dan proyek yang telah Nadella pegang dan kerjakan.

Proyek yang mengantarkan namanya menjadi besar adalah dalam hal komputasi awan. Selain itu ia pernah menjabat sebagai Presiden Server dan Tool Division pada tahun 2011, Wakil Divisi Business Division, dan terakhir sebagai Wakil Presiden Eksekutif Cloud and Enterprise Group sebelum akhirnya diangkat sebagai CEO Microsoft.


10. Bernad Arnault, CEO LVMH

Siapa yang tidak kenal dengan pemimpin dari perusahaan barang-barang branded satu ini? Bahkan Bernad Arnault berhasil menggeserkan Bill Gates sebagai orang terkaya dunia kedua. Dan kini, nama bos dari LVMH atau Louis Vuitton Moet Hennessy ini juga masuk ke dalam sepuluh CEO terbaik dunia.

Karir pria berkebangsaan Prancis ini sebagai CEO dimulai sejak tahun 1989. Adapun sebelum menjadi CEO di LVMH, ia sudah pernah bergabung dengan perusahaan sang ayah. Pada saat itu Arnault mengakuisisi beberapa perusahaan yang menaungi barang branded seperti Boussac Saint Freres dan Christian Dior.


Sumber :

https://blog.spacestock.com/ceo-terbaik-di-dunia/

Monday, December 9, 2019

Larry Page, Si Genius Pendiri Google

Larry Page, Si Genius Pendiri Google yang Bagai 'Hantu'

10 Des 2019

Larry Page tak mau menonjolkan diri, jarang sekali muncul di publik. Malah ada jurnalis yang menjulukinya sebagai hantu. Baru saja mundur dari Alphabet, induk Google, yang berarti dia tampaknya bakal makin menarik diri. Tak ada salahnya mengulik kembali sepak terjangnya.

Google lahir 4 September 1998, dua tahun setelah idenya muncul di kepala Larry Page. Dia langsung mengangkat diri jadi CEO Google, sedangkan teman karibnya Sergey Brin disebut sebagai rekan pendiri Google atau co founder.

Status co founder biasanya terlupakan sejarah. Sebut saja Facebook, orang pasti jauh lebih tahu Mark Zuckerberg ketimbang pendiri lainnya. Tapi lain ceritanya dengan Sergey Brin.

Page dan Brin bertemu kala sama-sama kuliah di Stanford University. Brin karakternya terbuka dan energik. Sehingga bagi Google, Brin menjadi pelengkap Page yang introvert. Brin yang menjalin relasi antara Google dengan perusahaan lain.


Misteri 'Lenyapnya' Pendiri Google

Seperti disebut di atas, Google memang ide awalnya berasal dari Page yang lalu dibantu Brin. Mereka berhasil memperoleh pendanaan USD 1 juta dari dari teman dan keluarga yang percaya bahwa Google akan sukses. Google pun didirikan, kantor awalnya di sebuah garasi.

Februari 1999, startup itu tumbuh pesat. Page memindahkan kantornya dari garasi di sebuah kantor baru di Palo Alto, California. Tujuh bulan kemudian, mereka pindah kantor lagi ke Mountain View.

Paruh pertama 1999, popularitas Google melesat. Situasi ini membuat Google butuh pendanaan baru untuk berinvestasi di server maupun SDM. Saat itu, Google belum menghasilkan uang.

Mereka mulai mencari investor baru. Namun Page punya syarat, dia dan Brin akan mempertahankan sebagian besar voting stock serta tetap mengontrol penuh Google. Investor setuju, tapi mereka juga punya syarat, Page harus turun dari CEO. Dia dianggap belum pengalaman.

Dengan berat hati, Page setuju dan investasi besar pun berdatangan ke Google. Sejatinya, Page punya sifat suka mengendalikan. Sejak zaman kuliah, teman-temannya mengatakan dia paranoid dan suka mengontrol, dia harus memastikan semuanya dikerjakan dengan tepat dan benar.

Page pun merasa berat harus melepas posisi CEO karena ia merasa mampu memimpin Google dengan bantuan Brin. Tapi akhirnya Page sadar Google butuh CEO berpengalaman dan kelas dunia. Mereka pun mencari kandidat. Akhirnya yang terpilih adalah Eric Schmidt, mantan CEO Novell.

Schmidt jadi chairman Google di Maret 2001 dan menjabat CEO bulan Agustus. Rupanya keputusan itu sangat tepat. Schmidt berhasil memimpin Google jadi jauh lebih besar dan akhirnya melantai di bursa saham pada Agustus 2004. Jadilah Page dan Brin miliarder.


Cita-cita Besar Page & Terciptanya Android

Sejak awal berdirinya, Page sudah berambisi Google tak hanya akan jadi perusahaan mesin cari. Sejak kecil, Page bermimpi mencipta hal-hal yang mengubah dunia. Di University of Michigan, dia mengutarakan ide mengganti bus sekolah dengan semacam MRT personal agar lebih efisien.

Dia juga pernah memaparkan ide pembuatan semacam tali super panjang yang menghubungkan bumi dengan orbit. Dengan begitu melimpahnya uang di Google, Page pun semakin giat menggagas berbagai ide dan membuatnya jadi kenyataan.

Tahun 2005, salah satu visi Page adalah membuat komputer handheld yang bisa dimiliki banyak orang dan bisa mengakses semua layanan Google. Dia pun mencari start up yang kira kira bisa memenuhi ambisi tersebut.

Maka, Google pun melirik Android dan akhirnya mengakuisisinya. Pembelian Android yang kira kira senilai USD 50 juta adalah murni ide Page, ia bahkan tak memberitahukannya pada Schmidt sampai akuisisi selesai. Oleh Page, Android dibiarkan berdiri sendiri dan tetap dipimpin penciptanya, Andy Rubin.


Larry Page dan Sergey Brin Mundur dari Alphabet

Rubin bisa mengembangkan Android sesuka hati, tim Android punya gedung sendiri yang tak bisa dimasuki karyawan biasa Google. Schmidt walau dilangkahi Page awalnya kurang peduli, apalagi nilai USD 50 juta amat kecil bagi Google. Ia tak cemas jikalaupun proyek Android gagal.

Page pun banyak menghabiskan waktu berdiskusi bersama Brin. Sampai akhirnya, ponsel Android pertama dirilis dengan nama G1 pada tahun 2008. Sistem operasi Android ini konsepnya bagus dan bisa diinstal gratis oleh vendor manapun, sehingga perkembangannya melesat.

Keberhasilan Android membuat Page percaya diri bahwa ia berbakat memimpin. Di saat yang sama, Google telah menjadi perusahaan raksasa. Waktu itu tahun 2010, kapitalisasi pasar Google USD 180 miliar dengan 24 ribu karyawan.


Larry Page Jadi CEO Lagi

Tahun 2011, Schmidt sudah merasa cukup memimpin Google. Larry Page dipandang pantas mengomandoi perusahaannya lagi dan ia pun menjadi CEO kembali. Sedangkan Schmidt menjadi chairman Google.

Di bawah kepemimpinan Page, Google melakukan beberapa hal drastis. Ancaman Facebook ditangkisnya dengan Google+, meski tidak terlampau sukses. Tahun 2012, Google membeli Motorola senilai USD 12,5 miliar, dengan tujuan utama membeli paten demi memperkuat Android yang sering diterpa gugatan hukum.

Google juga memperkenalkan Chromebook, laptop berbasis web dan komputasi awan. Juga kacamata pintar Google Glass. Pada akhir 2012, Google mulai membangun koneksi internet super cepat di Kansas City.


Kisah Mengagumkan Bocah Miskin India Pimpin Induk Google

Berbagai langkah tersebut tidak mengejutkan bagi mereka yang mengenal Page, sosok ambisius dengan mimpi selangit. Meski ia juga punya kelemahan sebagai CEO, misalnya dinilai kurang bisa public speaking sehingga kurang mempesona pendengarnya.

"Semua yang Anda imajinasikan mungkin saja bisa dikerjakan. Anda cukup hanya membayangkannya dan mengerjakannya," kata Page di tahun 2012.

Pada tahun 2015, Page lengser dari poisi CEO Google dan menunjuk Sundar Pichai. Kemudian Page memimpin Alphabet, induk Google dan perusahaan lain yang bernaung di bawahnya. Kini, ia juga melepas jabatannya dari Alphabet. Entah kapan dia akan menampakkan diri kembali.


Sumber :

https://inet.detik.com/business/d-4816488/larry-page-si-genius-pendiri-google-yang-bagai-hantu?single=1

Kisah Nadiem & Tukang Ojek

Kisah Nadiem & Tukang Ojek: Dulu Disayang, Kini... Nadiem Anwar Makarim adalah satu dari sedikit orang Indonesia yang punya keistimewaan...